Gejala
klinis
Sindrom
cushing menunjukkan konstelasi respon tubuh terhadap glukokortikoid secara
berlebihan, apapun faktor penyebabnya pemberian glukokortikoid atau ACTH dari luar merupakan penyebab sindrom Cushing
yang paling sering. Sindrom ini biasanya mengenai wanita dewasa dan kadang juga
disertai produksi androgen yang berlebihan sehingga menimbulkan virilisasi dan
pada anak-anak terjadi retardasi pertumbuhan. Selain itu asupan alkohol
berlebih dapat juga menyebabkan sindrom Cushing pada sindrom ini pasien
menunjukkan hipertensi, obesitas trunkal, plethora atau jerawat. Investigasi
awal dapat menunjukkan hiperkortisolisme, yang gagal tersupresi dengan
pemberian deksametason. Gambaran biokimia sindrom cushing akan hilang setelah
2-3 minggu berhenti mengkonsumsi alkohol .
Beberapa
gambaran klinis sindrom cushing :
·
Kebotakan
dan hirsutisme
·
Jerawat
·
Muka
sembam (moon face)
·
Pipi
pletorik (sangat merah)
·
Punuk
kerbau (buffalo hump)
·
Hipertensi
·
Osteoporosis
·
Penipisan
kulit
·
Peningkatan
lemak abdomen
·
Strie
(garis-garis) abdomen
·
Nekrosis
avaskuler pada caput femoris
·
Kulit
mudah memar
·
Kelemahan
otot
·
Luka
sukar sembuh
Diagnosis
Sindrom
cushing dapat ditegakkan diagnosisnya dengan terdapatnya glukokortikoid yang
berlebihan baik sebagai peningkatan kadarnya dalam plasma ataupun sebagai
peningkatan ekresi dari 17-hidroksisteroid dalam urin degradasi produk
glukokortikoid, dan tes selanjutnya seperti estimasi ACTH plasma dengan
radio-imunoassay.
Sindrom
cushing iatrogenik biasanya jelas pada pasien sedang mengalami pengobatan
dengan steroid. Stroid bisa digunakan secara oral, inhalasi atau topical.
Sindrom cushing iatrogenik biasanya bukan merupakan dilema diagnostig.
Kortisol yang
diekresi berlebih oleh adrenal, akan dengan cepat melebihi kapasitas protein
pengikat plasma yang tersedia yaitu globulin yang mengikat kortisol. Kortisol
yang tak terikat difiltrasi kedalam urine. Kortisol bebas urine dalam pengumpulan
24 jam atau diukur sebagai rasio kortisol : kreatinin dalam sampel urine dini
hari merupakan salah satu tes skrining awal pada pasien tersangka hiperfungsi
adrenokortikal. Pengukuran berikutnya dapat dilakukan pada aliquot urine yang
kecil. Rasio kortisol: kreatinin urine dini hari yang tinggi secara berulang
merupakan salah satu bukti yang cukup untuk meneruskan investigasi, dan apabila
test negative pada 3 kali pemeriksaan maka sindrom cushing dapat disisihkan
dari diagnosis.
Konsentrasi
kortisol yang diukur pada pukul 08.00 dan 22.00 normalnya menunjukkan tipe
sirkadian dengan sampel malam hasilnya lebih rendah dibanding sampel pagi.
Perbedaan hasil ini tidak tampak pada sindrom cushing. Dan pada saat pengukuran
dilakukan hendaknya pasien dalam keadaan tidak stress karena ini dapat
mempengaruhi hasil.
Kegagalan 1
mg deksametason yang diberikan pada
pukul 23.00 untuk mensupresi kadar kortisol pada pukul 08.00 keesokan paginya
atau kegagalan dalam mensupresikan sekresi kortisol urine semalaman ( yang
diukur sebagai rasio kortisol:kreatinin urine dini hari), merupakan petunjuk
lain adanya syndrome cushing.
Kegagalan
kortisol serum untuk mengikat setelah hipoglikemia yang diinduksi insulin juga
merupakan ciri khas dari penyakit cushing, karena pasien yang mengalami over
produksi kortosol akan resisten terhadap insulin, hipoglikemia adekuat tidak
akan dicapai dengan 0,15 unit insulin/kg berat badan dan dosis yang lebih
tinggi harus digunakan. Pada orang normal, penurunan konsentrasi glukosa darah
<2,2 mmol/L akan disertai dengan peningkatan kortisol serum > 200 mmol/L.
pasien yang menunjukkan respon seperti ini pada IST kemungkinan tidak mengalami
kelebihan produksi kortisol yang patologis.
Penyebab
Penyebab-penyebab sindrom
cushing antara lain meliputi :
·
Adenoma
hipofisis
·
ACTH
ektopik
·
Adenoma
adrenal
·
Karsinoma
adrenal
ACTH
biasanya tidak terdeteksi pada plasma pasien tumor adrenal. Pada pasien sindrom
cushing tergantung-hipofisis , ACTH plasma berada dalm rentang nilai normal
atau sedikit meningkat. Kadar ACTH seringkali sangat tinggi pada pasien dengan
produksi ACTH ektopik.
Pada pasien
yang menderita sindrom cushing tergantung hipofisis, kortisol serum atau urine
akan disupresi secara parsial setelah 2 hari pemberian deksametason 2,0 mg
q.i.d (empat kali sehari). Kegagalan mensupresi mengindikasikan produksi ACTH
ektopik atau sekresi kortisol otonom oleh tumor adrenal.
Penyebab
sindrom cushing akan menentukan pilihan terapi untuknya, karena itu penting
untuk menegakkan diagnosis definitive. CT scan atau MRI pada hipofisis dapat
beranfaat dalam mendeteksi adenoma hipofisis pada pasien penyakit cushing.
Pengukuran ACTH yang dilakukan pada sampel darah vena yang diambil secara
selektif terkadang dilakukan untuk melokalisasi sumber ACTH pada kasus yang
sulit.
Pengobatan
1. Sindrom Cushing yang disebabkan oleh penggunaan kortikosteroid
1. Sindrom Cushing yang disebabkan oleh penggunaan kortikosteroid
Perlahan-lahan mengurangi dosis obat
(jika memungkinkan) di bawah pengawasan medis. Jika tidak bisa berhenti minum
obat karena penyakit, tekanan darah, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan
kepadatan tulang harus dimonitor.
2. Sindrom Cushing disebabkan oleh tumor hipofisis atau tumor yang melepaskan ACTH (Penyakit Cushing)
2. Sindrom Cushing disebabkan oleh tumor hipofisis atau tumor yang melepaskan ACTH (Penyakit Cushing)
Dapat dilakukan
pembedahan untuk mengangkat tumor, radiasi setelah pengangkatan tumor hipofisis (dalam
beberapa kasus), mungkin diperlukan terapi
hidrokortison (kortisol) pengganti seumur hidup setelah operasi.
3. Sindrom Cushing disebabkan oleh tumor adrenal atau tumor lainnya
3. Sindrom Cushing disebabkan oleh tumor adrenal atau tumor lainnya
Dapat dilakukan pembedahan
untuk mengangkat tumor, jika tumor
tidak dapat perlu obat-obatan untuk menghambat pelepasan kortisol
DAFTAR
PUSTAKA
Underwood,J.C.E. 1996.Patologi
Umum dan Sistematik edisi II.Jakarta:EGC
http://www.medicalera.com/3/25477/cushing-syndrome Diunduh tanggal 07 juni 2013 pukul 11.40 WIB
GAW,allan, dkk. 2011. Biokimia
Klinis edisi IV. Jakarta :EGC
0 komentar: